Diduga Pelayanan RSUD Dadi Tidak Maksimal Yang Berujung Pasien Meninggal Dunia, Keluarga Korban Lapor ke Polisi

Lintas Mata Nusantara News/Makassar- Salah satu keluarga pasien yang meninggal dunia di RSUD Dadi Almarhum Erwinyanto (38), menilai pelayanan RSUD Dadi tidak maksimal karena penanganannya di anggap telah lalai dalam menangani pasien.


Pada hari Senin (21/07/2022) sekitar jam 08.00 Pasien Almarhum Erwinyanto dirawat di RSUD Dadi Kota Makassar diketahui dalam keadaan sehat, hanya ingin mengecek kesehatan sebagaimana kontrol rutin yang kerap dilakukannya.


Kakak Almarhum Ardiyanto mengatakan bahwa pada Senin, tanggal 21 Juli 2022 malam Pukul 20:08 Pm Erwinyanto di rawat di RSUD Dadi dalam keadaan sehat, hanya kontrol rutin saja, berselang kurang lebih 2 jam dalam penanganan pihak dokter RS dikabarkan Erwiyanto sudah meninggal dunia.

Olehnya itu, lanjut Ardiyanto menganggap pihak RSUD Dadi diduga lalai dalam hal pelayanan sehingga berujung dengan pasien meninggal dunia, ucapnya.


Uraian Kronologis:


"Pada tgl. 21/07/2022 Pukul 20:08 Pm Kami persiapan berangkat ke RS, kondisi Almarhum dalam keadaan sehat, lanjut.


Tgl 21/07/2022 Pukul 20:30 kami bertiga tiba di RS, dan langsung ke ruang (IGD) Instalasi Gawat Darurat (berhubung malam hari) dan pada saat itu kami antri dikarenakan pihak medis juga dalam menangani pasien lain. Kurang lebih 45 menit, sambil berjalan pararel menunggu giliran penanganan saya mendaftarkan almarhum Erwiyanto dibahagian pendaftaran yang dimana gedungnya terletak disebelah gedung IGD. Dan menandatangani beberapa dokumen administrasi, kata Ardiyanto


"Tanggal 21/07/2022 Pukul 21:45, giliran Almarhum Erwinyanto mendapatkan penanganan untuk di interview oleh Dokter yang pada saat itu berjaga, dan pertama saya sebagai perwakilan dari keluarga di interview oleh pihak Dokter, yang dimana menanyakan riwayat sodara kami Alm. Erwinyanto. Dan semua keterangan yang saya berikan pada saat itu ada di rekam medis (Summary) dokumen yang dicatat oleh Dokter jaga pada saat itu, setelah itu Dokter memanggil Alm Erwiyanto untuk di interview langsung oleh pihak Dokter yang jaga pada saat itu, suasana berjalan lancar dan normal. Sambil pararel berjalan proses pemeriksaan dengan pihak Dokter dengan Alm Erwiyanto, jelas Kakak Almarhum


Sambungnya, Tanggal 21/07/2022 Pukul  22:08 Pm, saya diarahkan perawat untuk menebus obat resep diruangan farmasi pada saat itu dan saya berangkat ke ruang farmasi yang berada diruangan sebelah, kurang lebih 15 menit sodara saya Alm Erwinyanto sudah dibawah kedalam ruang khusus 1 yang berada didalam (yang ada pintu jeruji besi) oleh perawat yang bertugas pada saat itu bersama ibu saya (Ibu Erni) untuk dilakukan penyuntikan didalam ruangan tersebut (dengan asumsi pihak perawat agar jika setelah disuntik Alm Erwinyanto langsung bisa istrahat didalam ruangan tersebut). Sudah dilakukan penyuntikan oleh perawat pada saat itu, nampak dari seorang pria yang akan mengunci pintu besi ruangan tersebut, Almarhum pada saat itu meronta tidak mau ditinggalkan didalam ruangan tersebut.


"Tanggal 21/07/2022 Pukul 22:23 Pm, saya balik ke ruang IGD tersebut, saya sudah tidak melihat Alm Erwiyanto diruangan tempat interview dengan pihak Dokter, saya langsung masuk kedalam ruangan khusus tersebut, saya melihat sudah ada kurang lebih 7 orang didalam ruangan tersebutyang menggunakan seragam biasa (bukan seragam medis) memegng Almarhum sodara kami dan ada yang sebagian orang yang memegang Seat belt/tali untuk mengikat dan kondisi Almarhum meronta didalam ruangan tersebut dan intruksi dari pihak perawat saat itu mengarahkan ibu saya keluar dari ruangan tersebut dan saya (Ardiyanto) pada saat itu yang berada didepan pintu besi jug pada saat itu diarahkan untuk keluar dari akses ruangan tersebut, setelah keluar dari ruangan akses tersebut saya mencoba kembali keruangan tersebut untuk memastikan Almarhum adik saya, setelah saya masuk dalam ruangan tersebut saya melihat dan mendengar adik saya mengeluarkan suara menjerit (seperti suara tercekik) dan ada beberpa orang yang memegang dan merangkul kepala Almarhum adik saya pada saat itu, yang dimana pada saat itu masih bernyawa. Dan pada saat itu saya masih diarahkan untuk tidak berada dalam ruangan tersebut, setelah keluar saya mencoba masuk lagi untuk memastikan kondisi Almarhum adik saya, pada saat saya melihat kedalam ruangan tersebut, adik saya dalam keadaan tersungkur, tengkurap menghadap kelantai dan dipegang oleh beberapa orang yang sama, setelah dibalik posisi Almarhum adik saya (Erwinyanto) kedepan, Almarhum adik saya mengeluarkan darah pada gusi gigi yang terluka dan kondisi lidah terjepit, dan terdapat bercak darah pada lantai ruangan tersebut, kondisi pada saat itu Almarhum yang sudah keluar air seninya, itu berdasarkan celana pendek Almarhum adik saya yang basah, dan pada saat itu pihak perawat mencoba melakukan pertolongan pertama pada saat itu, selanjutnya saya coba untuk membantu Almarhum adik saya dengan berbicara sambil memegang Almarhum adik saya, tapi belum sadarkan diri sama sekali. Kurang lebih 10 menit baru pihak Dokter yang menjaga piket pada saat itu mencoba membantu memeriksa denyut nadi dan mata Almarhum adik saya, setelah itu pihak meminta tabung oksigen dibawah kedalam ruangan tersebut. Setelah tabung dibawah keruangan selang oksigennya tidak ada, yang notabenenya selang oksigen tersebut entah berada diruangan mana, kurang lebih 10 menit baru tabung oksigen tersebut baru ada, setelah saya mencoba pertegas suara nada saya kepihak medis (kurang lebih satu jam proses pertolongan dilakukan).


Lanjut, Ardiyanto menmbahkan pada Tanggal 21/07/2022 Pukul 23:23 Pm, Dokter yang yang pada saat itu piket menyatakan Almarhum adik saya dinyatakan meninggal dunia pada saat itu, saya selanjut berbicara pada Dokter yang bertugas pada saat itu meminta bantuan Ambulance mengantarkan Almarhum adik saya, dan pada saat itu Ambulance tidak ada yang readi sehungga pihak petugas merequest Ambulance yang ada diluar. Pada saat mengangkat jenasah Almarhum adik saya kedalam mobil jenasah, pria yang pada saat itu berada didalam ruangan dan memegng Almarhum adik saya meminta uang rokok sebesar 50,000 rupiah.

"Tanggal 22/07/2022 Pukul 01:00 Am, kami mengantarkan Almarhum adik kami kerumah jalan Manunggal 31 No.5 Kel. Maccini Sombala, saya melihat luka lebam pada pelipis mata kiri dan kanan, lebam pada seputar leher, luka gusi yang hampir copot dan lidah yang luka, dan luka lebam pada punggung yang ditandai bintik-bintik hitam, serta kondisi tangan yang gosong luka sulutan rokok. Selanjutnya.

Pada tanggal 23/07/2022 Pukul 12:00 Pm, saya pada saat itu menghadap ke pihak penanggung jawab ruangan IGD RSUD Dadi yakni Pak Khirul. Sambil saya menunggu Pak Khairul, saya melihat beberapa pria yang dimana pada saat itu berada pada tempat kejadian didalam ruangan tersebut sedang dikasih obat, pria ini sudah saya perhatikan kurang lebih empat kali dalam sebulan berada di RS lalu lalang didepan pintu IGD, dan dimana saya berfikir orang-orang yang masih dalam kondisi komsumsi obat berada pada saat dilokasi kejadian ikut dalam penanganan Alm adik saya, yang dimana autoriset adalah sikis emosional bukan seperti orang normal biasanya, apalagi ikut berpartisipasi dalam penanganan Almarhum adik saya pada saat itu, pungkasnya.


Atas kejadian ini kami selaku keluarga menilai adanya ketimpangan dalam hal pelayanan penanganan pasien. Oleh karenanya pihak keluarga korban Almarhum Erwiyanto menempuh jalur hukum dengan melaporkan kejadian tersebut ke Polisi dengan bukti pelaporan, Surat Tanda Bukti Laporan No: STBL/1311/VII/2022/Polda Sulsel/Restabes Mksr dengan aduan tentang Undang-undang Kesehatan yang menyebabkan orang meninggal dunia.

Untuk itu, keluarga pasien yang meninggal dunia berharap dengan adanya laporan ini, pihak Kepolisian agar profesional untuk menindaklanjuti kekecewaan atas kelalaian yang dianggap dilakukan pihak Rumah Sakit, Terang Ardiyanto.

Hingga berita ini ditulis, belum ada penjelasan maupun klarifikasi dari Direktur RSUD Dadi. Kendati pihak kelurga bersama Tim Media sudah beberapa kali melakukan kunjungan dalam upaya konfirmasi, akan tetapi pihak RS tidak bisa ditemui dengan alasan Pimpinan lagi rapat, menurut Kabid Perawatan RSUD Dadi Ismail Malik," (Tim)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEROBOSAN WASIDIK POLDA SUL-SEL DALAM MEWUJUDKAN KESUNGGUHAN PENGAWASAN EQUALITY BEFORE THE LAW MENJADI SUATU HARAPAN PENANTIAN, DOA MASYARAKAT SUL-SEL YANG TERKABULKAN

Vox Point Indonesia Kembali Menggelar Vaksinasi Booster

PEMERINTAH DI NILAI ABAI, PENYALURAN BLT EMPAT KECAMATAN SECARA SERENTAK DI SATU LOKASI OLEH PT. POS INDONESIA LANGGAR PROKES